Skip to content

Sejarah yang membanggakan: Perjalanan Kalimantan Selatan dari Masa ke Masa

Kalimantan Selatan, sebuah provinsi yang kaya akan sejarah, telah menorehkan perjalanan panjang yang penuh warna sejak zaman dahulu. Tanggal 1 Januari 1957 diukir sebagai momen penting dalam lembaran sejarahnya, ketika provinsi ini resmi merdeka menjadi entitasnya sendiri di Pulau Kalimantan, bersama dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat, setelah sebelumnya berada di bawah payung Provinsi Kalimantan.

Namun, kegemilangan Kalimantan Selatan bukanlah hal yang baru. Sejak zaman kolonial hingga awal kemerdekaan, kota Banjarmasin telah menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi, dan pemerintahan yang mengilhami wilayah ini untuk bangkit dan berdiri tegak di panggung sejarah.

Meskipun catatan sejarah pada awal abad ke-17 masih kabur, namun melalui Hikayat Raja-Raja Banjar dan Hikayat Kotawaringin, kita dapat mencium aroma keberanian seorang tokoh, Pangeran Samudera, yang menentang kekuasaan pedalaman Nagara Daha dan membawa Banjarmasin ke jajaran pusat pemerintahannya.

Perlawanan terhadap penjajah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan Kalimantan Selatan. Pangeran Antasari, seorang bangsawan Banjar, menggerakkan rakyatnya melawan penjajahan Belanda pada tahun 1859, meskipun upayanya akhirnya dipadamkan pada tahun 1905.

Pengaruh Pulau Jawa juga melintasi lautan hingga ke Kalimantan Selatan, memicu gelombang pergerakan kebangsaan dan organisasi-organisasi perjuangan yang menggema di wilayah ini. Dari Sarikat Islam hingga Persatuan Pemuda Borneo, semangat perlawanan terhadap penjajahan terus berkobar.

Namun, puncak heroisme sejarah Kalimantan Selatan terjadi pasca Proklamasi Kemerdekaan. Pembentukan Badan Pemuda Republik Indonesia Kalimantan pada tahun 1945 mencatatkan lembaran heroik dalam perjuangan menuju kemerdekaan. Meskipun kendala demi kendala menghampiri, semangat perlawanan tak kunjung padam.

berbicara mengenai simbol visual grafis, arti dari logo provinsi Kalimantan Selatan adalah, “PARISAI”, merefleksikan semangat perlawanan dan keberanian yang melingkupi daerah ini. Lambang-lambang di dalamnya tidak hanya mencerminkan kekayaan alam dan kebudayaan Kalimantan Selatan, tetapi juga nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.

Tak hanya itu, kepercayaan, upacara adat, dan filsafat hidup masyarakat Banjar dan Kalimantan Selatan secara utuh menyatu dalam landasan kehidupan mereka. Dari kepercayaan kaharingan hingga upacara adat seperti Aruh Ganal dan Batimung, semuanya mengisyaratkan kedalaman nilai-nilai kultural yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Motto seperti “Lamun Tanah Banyu Kahada dilincai Urang” dan “Haram Manyarah, Waja Sampai Kaputing” bukan sekadar rangkaian kata-kata, melainkan cerminan dari semangat pantang menyerah dan kesepakatan bersama untuk menjaga keutuhan dan kedamaian. Dengan segala keunikan dan kekayaannya, Kalimantan Selatan terus melangkah maju menuju masa depan yang gemilang, tidak pernah melupakan akarnya yang kokoh dalam sejarah yang membanggakan.

Tags:

Leave a Reply