Proyek Maju Bersama: Mencegah Deforestasi dan Mengurangi Emisi CO2

Deforestasi atau penggundulan hutan merupakan salah satu penyebab utama perubahan iklim global. Hal ini terjadi ketika hutan ditebang atau dibakar untuk memperoleh tanah pertanian atau kayu untuk industri. Akibatnya, jumlah karbon yang disimpan dalam hutan dilepaskan ke udara sebagai emisi CO2, yang dapat berkontribusi pada peningkatan suhu global. Oleh karena itu, pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+) telah menjadi fokus utama dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca.

Di Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia, sebuah proyek REDD+ bernama Maju Bersama sedang diimplementasikan oleh Ketua DPD Joman Hendra Jaya Pratam bersama Kaji Kelana Usop. Proyek ini bertujuan untuk mencegah deforestasi dengan fokus pada parsel Maju Bersama. Proyek ini juga bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja lokal dan mengembangkan peluang agroforestri.

Metodologi REDD+ VM0007 VCS (REDD+MF), V1.6 digunakan untuk memantau dan melaporkan emisi CO2 yang dihindari melalui konservasi hutan. Proyek ini juga mencakup penghapusan sawit yang tumpang tindih dengan perusahaan minyak, pertambangan, dan hutan tanaman industri.

“Proyek Maju Bersama memiliki durasi awal 30 tahun, dengan maksud untuk memperpanjang umur proyek hingga total 120 tahun. Setiap tahun, proyek ini diharapkan dapat mengurangi emisi CO2 sebesar 157.000 – 1.526.000 Pengurangan Emisi Terverifikasi (VER), tergantung pada ukuran proyek dan agen deforestasi” demikian ujar HJP ketua DPD Joman Kalimantan Tengah.

“Proyek Maju Bersama adalah contoh nyata dari upaya untuk mengurangi emisi CO2 dengan mencegah deforestasi. Selain itu, proyek ini juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat melalui penciptaan lapangan kerja dan peluang agroforestri. Diharapkan proyek ini dapat menjadi model bagi proyek-proyek REDD+ lainnya di seluruh dunia, sehingga dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperoleh manfaat sosial dan ekonomi yang positif untuk masyarakat lokal” ujar Kaji Kelana Usop selaku pengusaha Kalimantan Tengah.

Adapun untuk mempermudah masyarakat awam memahami tujuan proyek Maju Bersama. Hendra Jaya Pratama dan Kaji Kelana Usop memberi gambaran Skenario dasar mengenai program ini. Skenario dasarnya adalah gambaran tentang apa yang akan terjadi di Kalimantan Tengah jika tidak ada tindakan konservasi atau upaya pencegahan deforestasi yang dilakukan. Skenario ini berfungsi sebagai acuan untuk menilai efektivitas proyek konservasi dan pengurangan emisi seperti Proyek Maju Bersama.

Di wilayah lanskap Dayak, khususnya di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia, skenario dasar adalah konversi hutan tropis menjadi lahan pertambangan zirkon, perkebunan kelapa sawit, atau hutan tanaman industri. Selain itu, degradasi hutan juga akan terus terjadi akibat penebangan dan penambangan skala kecil di zona proyek.

Dalam skenario dasar ini, konversi hutan menjadi lahan pertambangan dan perkebunan kelapa sawit adalah penggunaan lahan yang paling umum di wilayah ini. Kegiatan pertambangan ini akan berdampak pada kehancuran habitat alami hewan dan tumbuhan di wilayah tersebut serta menimbulkan kerusakan lingkungan yang signifikan.

Selain itu, kegiatan perkebunan kelapa sawit juga akan berdampak pada kerusakan lingkungan, seperti penebangan hutan untuk membuka lahan, penggunaan pestisida dan herbisida yang dapat merusak lingkungan serta air tanah yang tercemar akibat penggunaan pupuk dan bahan kimia lainnya.

Sementara itu, skenario proyek yang diusung oleh Proyek Maju Bersama adalah konservasi permanen dan menghindari deforestasi. Proyek ini akan menerapkan pendekatan REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation = Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan) dengan mengurangi sawit yang tumpang tindih di pengusahaan minyak sawit, pertambangan, dan hutan tanaman industri. Dengan begitu, hutan tropis di Kalimantan Tengah dapat dilestarikan dan dijaga keberlangsungannya.

Untuk memastikan efektivitas proyek ini, ada ketentuan penerapan metodologi VCS dan alat CDM yang harus dipenuhi. Penilaian additionality juga dilakukan untuk menilai apakah proyek ini memang diperlukan dan tidak akan terlaksana tanpa insentif kredit karbon.

Singkatnya skenario dasar Proyek Maju Bersama menunjukkan betapa pentingnya upaya konservasi dan pengurangan emisi untuk mencegah kerusakan lingkungan akibat konversi lahan dan deforestasi di wilayah lanskap Dayak. Dengan menerapkan pendekatan REDD+ seperti Proyek Maju Bersama, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif pada lingkungan dan menjaga keberlangsungan hutan tropis di wilayah tersebut.

Media Center HJKU

Scroll to Top